Kenapa Sering Buang Air Kecil Saat Hamil

Sering Buang Air Kecil yang Perlu Diwaspadai saat Hamil

Sering buang air kecil memang menjadi kondisi yang normal saat hamil. Meski begitu, terkadang kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada ibu hamil.

Peningkatan frekuensi buang air kecil bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih. Gejala lainnya termasuk rasa nyeri ketika buang air kecil, adanya darah dalam urine, dan tubuh mengalami demam.

Gangguan kesehatan ini memang umum terjadi pada ibu hamil, biasanya akan menghilang setelah bayi dilahirkan. Kondisi ini muncul karena terlalu banyak gula di dalam darah.

Meningkatnya keinginan untuk buang air kecil juga menjadi salah satu tanda ibu mengalami diabetes gestasional. Gejala lain yang bisa dirasakan adalah tubuh mudah lelah dan sering haus. Sayangnya, gejala ini juga menjadi ciri khas pada ibu hamil, sehingga sangat sulit membedakannya.

Jadi, pastikan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan rutin ke rumah sakit terdekat. Biasanya, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan medis untuk mengetahui adanya indikasi preeklampsia dan diabetes gestasional selama kehamilan.

Buat janji rumah sakit terdekat lebih mudah dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa download aplikasi Halodoc langsung melalui App Store maupun Play Store, gratis.

“Meningkatnya frekuensi buang air kecil menjadi hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Ini terjadi karena ukuran bayi yang bertambah besar sehingga menekan bagian kandung kemih ibu.”

Halodoc, Jakarta – Ada banyak perubahan yang terjadi ketika ibu menjalani masa kehamilan. Selain perubahan bentuk dan ukuran tubuh, ibu juga mengalami perubahan emosi dan suasana hati. Hal lain yang mungkin ibu alami adalah menjadi lebih sering buang air kecil.

Sebenarnya, sering buang air kecil menjadi tanda awal kehamilan yang memang dialami oleh sebagian besar bumil. Terkadang, hal ini akan berkurang memasuki pertengahan kehamilan, lalu muncul kembali dan menjadi lebih sering lagi frekuensinya di akhir kehamilan.

Penyebab Sering Buang Air Kecil saat Hamil

Sebenarnya, apa yang menyebabkan sering buang air kecil saat hamil? Agar lebih jelas, berikut penjelasannya sesuai dengan trimester kehamilan.

Ibu mungkin akan mulai merasakan peningkatan frekuensi berkemih dua minggu setelah terjadi pembuahan, atau pertama kali menyadari ibu terlambat menstruasi. Seiring dengan payudara yang terasa lembut dan munculnya rasa mual atau morning sickness, sering buang air kecil juga dianggap sebagai tanda awal kehamilan.

Terjadinya perubahan hormon selama masa kehamilan mengakibatkan aliran darah dan cairan di dalam tubuh mengalami peningkatan. Tak hanya itu, organ ginjal juga bekerja lebih keras untuk mengeluarkan zat sisa dan limbah dari dalam tubuh.

Saat berada di trimester pertama kehamilan, rahim mulai tumbuh dan menekan kandung kemih. Peningkatan cairan berarti akan lebih banyak urine yang dihasilkan. Apalagi dengan kandung kemih yang mulai terdorong karena rahim yang mulai berkembang. Inilah yang menyebabkan ibu mulai sering buang air kecil.

Seiring dengan usia kehamilan ibu, tubuh mulai beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Memasuki trimester kedua kehamilan, rahim akan semakin membesar seiring dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga naik ke rongga perut. Menariknya, tekanan yang ada di kandung kemih mulai berkurang.

Inilah mengapa, trimester kedua menjadi masa kehamilan yang paling nyaman. Ibu tidak lagi mengalami mual dan muntah dan frekuensi buang air kecil mulai berkurang. Alhasil, ibu bisa beristirahat malam dengan lebih nyaman.

Frekuensi buang air kecil biasanya akan kembali meningkat memasuki trimester ketiga. Rahim dan janin akan semakin besar dan mulai turun ke area panggul untuk mempersiapkan persalinan. Akibatnya, kandung kemih akan tertekan dan membuat ibu semakin sering buang air kecil.

Lahirnya sang buah hati akan mengurangi tekanan dari kandung kemih, sehingga frekuensi buang air kecil juga mulai menurun. Meski demikian, tubuh ibu masih membutuhkan waktu untuk pulih, biasanya antara 8 hingga 12 minggu sampai sistem kemih tubuh bisa normal seperti sebelum kehamilan.

Bisakah kita menghindari sering buang air kecil saat hamil?

Untuk mengurangi atau mencegah keluhan terkait sering buang air kecil, ibu hamil dapat mengikuti tips berikut ini:

Berhenti minum air sebelum tidurJika ibu hamil merasa tidak nyaman karena harus sering terbangun dan buang air kecil di malam hari, maka bisa mengurangi jumlah air yang diminum atau berhenti minum air putih 1 atau 2 jam sebelum tidur. Namun, pastikan asupan air putih Anda 8 hingga 12 gelas sehari. Tujuannya tentu saja untuk memperingatkan ibu hamil mengenai risiko dehidrasi saat hamil.

Hindari mengonsumsi minuman yang mengandung kafeinSelain itu, ibu hamil juga sebaiknya mengurangi jumlah teh, kopi, soda, dan minuman berkafein lainnya. Pasalnya, kafein bisa menyebabkan tubuh lebih sering buang air kecil.

Latihlah senam KegelSelain sering buang air kecil, ibu hamil mungkin akan kesulitan menahan kencing saat usia kehamilannya memasuki trimester ketiga. Untuk mengatasi keluhan tersebut, ibu hamil bisa mencoba senam kegel.

Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk tidak terlalu sering buang air kecil. Pasalnya, kebiasaan menahan kencing bisa melemahkan otot dasar panggul ibu hamil sehingga sulit menahan kencing.

“Meningkatnya frekuensi buang air kecil menjadi hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Ini terjadi karena ukuran bayi yang bertambah besar sehingga menekan bagian kandung kemih ibu.”

Halodoc, Jakarta – Ada banyak perubahan yang terjadi ketika ibu menjalani masa kehamilan. Selain perubahan bentuk dan ukuran tubuh, ibu juga mengalami perubahan emosi dan suasana hati. Hal lain yang mungkin ibu alami adalah menjadi lebih sering buang air kecil.

Sebenarnya, sering buang air kecil menjadi tanda awal kehamilan yang memang dialami oleh sebagian besar bumil. Terkadang, hal ini akan berkurang memasuki pertengahan kehamilan, lalu muncul kembali dan menjadi lebih sering lagi frekuensinya di akhir kehamilan.

Kondisi yang Harus Diwaspadai

Walaupun sering pipis saat hamil merupakan hal yang normal terjadi, namun Mom juga perlu waspada akan infeksi saluran kemih. Peningkatan frekuensi buang air kecil bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih.

Karena ketika janin semakin membesar, janin akan menekan kandung kemih, akibatnya bakteri terjebak dan berkembangbiak di dalamnya. Kondisi infeksi saluran kemih pada ibu hamil ini perlu segera diobati karena jika tidak akan meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Untuk mencegah risiko infeksi saluran kemih, lakukan hal berikut ini :

Infeksi saluran kemih ditandai dengan rasa nyeri atau adanya sensasi rasa terbakar saat buang air kecil, urine berbau menyengat, hingga rasa sakit saat berhubungan intim.

Jika gejala tersebut Mommil alami, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan supaya keluhan-keluhan ibu hamil bisa segera ditangani dengan tepat dan Mommil bisa menjalani kehamilan yang sehat dengan nyaman.

Perubahan tubuh selama kehamilan dapat menyebabkan ibu hamil merasakan keluhan tertentu. Salah satunya adalah sering buang air kecil saat hamil. Namun, apakah keluhan tersebut merupakan hal yang normal terjadi? Yuk, Bumil, cari tahu jawabannya dalam artikel ini.

Buang air kecil atau berkemih merupakan salah satu proses alami tubuh untuk membuang racun, zat limbah atau sisa metabolisme, dan cairan berlebih dari dalam tubuh. Biasanya seseorang dapat buang air kecil sebanyak 6–8 kali sehari.

Namun, ibu hamil mungkin akan merasa lebih sering ingin buang air kecil, bisa 10 kali dalam sehari. Hal ini membuat sebagian ibu hamil yang beraktivitas di luar rumah menjadi sering menggunakan toilet umum.

Keluhan ini juga biasanya bisa muncul di waktu tertentu, misalnya di malam hari, sehingga mengganggu waktu istirahat ibu hamil.

Cara Mengatasi Sering BAK saat Hamil

Sering pipis saat hamil kerap mengganggu kenyamanan Mommil bahkan bisa membuat aktivitas Mom tidak berjalan dengan lancar. Maka dari itu, Mommil perlu lakukan beberapa cara di bawah ini untuk mengurangi atau mengatasi sering pipis saat hamil, antara lain :

Kafein bisa merangsang tubuh untuk lebih sering buang air kecil. Maka dari itu, untuk mencegah sering buang air kecil saat hamil sebaiknya Mommil hindari konsumsi kafein seperti kopi, teh, minuman soda.

Tidur dalam kondisi kantung kemih penuh tentu akan membuat Mommil sering buang air kecil sehingga Mommil harus bolak-balik ke toilet. Oleh karena itu, kurangilah minum air putih sekitar 1-2 jam sebelum tidur supaya kantung kemih Mommil tidak cepat penuh.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, otot dasar panggul ibu hamil bisa saja melemah. Cara terbaik untuk memperkuat otot dasar panggul adalah melalui olahraga. Mommil bisa melakukan senam kegel dengan rutin ya.

Senam kegel dapat membantu Mommil memperkuat otot-otot termasuk otot dasar panggul. Melatih otot dasar panggul juga akan memberikan sistem pendukung yang kokoh untuk usus, rahim, dan kandung kemih.

Penyebab Ibu Hamil Sering Buang Air Kecil

Ibu hamil sering buang air kecil dan bolak-balik ke toilet adalah hal yang normal terjadi selama masa kehamilan. Pada awal kehamilan, sering buang air kecil juga bisa menjadi tanda hamil karena perubahan hormonal yang terjadi pada ibu hamil di awal kehamilan. Perubahan hormon membuat tubuh Mommil menghasilkan lebih banyak darah sehingga ginjal akan lebih banyak menyaring darah dan meningkatkan produksi urin. Akibatnya, kantung kemih Mommil akan lebih cepat penuh dan membuat ibu hamil sering buang air kecil.

Sering buang air kecil juga sering terjadi di trimester akhir kehamilan, hal ini disebabkan oleh perubahan fisik seperti janin yang semakin membesar sehingga menekan kandung kemih Mommil.

Selain itu, perubahan hormon selama kehamilan menyebabkan otot dasar panggul yang menahan kandung kemih mengendur dan melemah. Oleh karenanya, tidak heran jika Mommil sulit menahan dan sering pipis saat hamil.

Penyebab Sering Buang Air Kecil saat Hamil

Sebenarnya, apa yang menyebabkan sering buang air kecil saat hamil? Agar lebih jelas, berikut penjelasannya sesuai dengan trimester kehamilan.

Ibu mungkin akan mulai merasakan peningkatan frekuensi berkemih dua minggu setelah terjadi pembuahan, atau pertama kali menyadari ibu terlambat menstruasi. Seiring dengan payudara yang terasa lembut dan munculnya rasa mual atau morning sickness, sering buang air kecil juga dianggap sebagai tanda awal kehamilan.

Terjadinya perubahan hormon selama masa kehamilan mengakibatkan aliran darah dan cairan di dalam tubuh mengalami peningkatan. Tak hanya itu, organ ginjal juga bekerja lebih keras untuk mengeluarkan zat sisa dan limbah dari dalam tubuh.

Saat berada di trimester pertama kehamilan, rahim mulai tumbuh dan menekan kandung kemih. Peningkatan cairan berarti akan lebih banyak urine yang dihasilkan. Apalagi dengan kandung kemih yang mulai terdorong karena rahim yang mulai berkembang. Inilah yang menyebabkan ibu mulai sering buang air kecil.

Seiring dengan usia kehamilan ibu, tubuh mulai beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Memasuki trimester kedua kehamilan, rahim akan semakin membesar seiring dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga naik ke rongga perut. Menariknya, tekanan yang ada di kandung kemih mulai berkurang.

Inilah mengapa, trimester kedua menjadi masa kehamilan yang paling nyaman. Ibu tidak lagi mengalami mual dan muntah dan frekuensi buang air kecil mulai berkurang. Alhasil, ibu bisa beristirahat malam dengan lebih nyaman.

Frekuensi buang air kecil biasanya akan kembali meningkat memasuki trimester ketiga. Rahim dan janin akan semakin besar dan mulai turun ke area panggul untuk mempersiapkan persalinan. Akibatnya, kandung kemih akan tertekan dan membuat ibu semakin sering buang air kecil.

Lahirnya sang buah hati akan mengurangi tekanan dari kandung kemih, sehingga frekuensi buang air kecil juga mulai menurun. Meski demikian, tubuh ibu masih membutuhkan waktu untuk pulih, biasanya antara 8 hingga 12 minggu sampai sistem kemih tubuh bisa normal seperti sebelum kehamilan.

Jadi, Apakah Sering Buang Air Kecil Saat Hamil Normal?

Keluhan sering buang air kecil saat hamil merupakan hal yang umum dialami ibu hamil, terutama ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Keluhan tersebut biasanya disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama masa kehamilan.

Perubahan hormon kehamilan membuat tubuh Bumil lebih banyak menghasilkan darah. Hal ini membuat ginjal akan lebih banyak menyaring darah dan meningkatkan produksi urine. Bertambahnya jumlah urine ini membuat kandung kemih menjadi lebih cepat penuh dan merangsang Bumil untuk sering buang air kecil.

Selain itu, seiring bertumbuhnya janin dan bertambahnya usia kandungan, rahim yang awalnya seukuran kepalan tangan semakin lama akan semakin membesar. Membesarnya ukuran rahim akan memberi tekanan pada kandung kemih, sehingga membuat ibu hamil merasa sering ingin buang air kecil.

Sering Buang Air Kecil Saat Hamil? Begini Tipsnya!

Buang air kecil atau buang air kecil merupakan salah satu proses alami tubuh yang bertujuan untuk mengeluarkan racun, sisa atau sisa metabolisme dan kelebihan cairan dari dalam tubuh. Normalnya, seseorang bisa buang air kecil sebanyak 6 hingga 8 kali dalam sehari.

Namun, ibu hamil mungkin akan merasa ingin buang air kecil lebih sering, hingga 10 kali sehari. Artinya, sebagian ibu hamil yang melakukan aktivitas di luar rumah sering kali menggunakan toilet umum.

Keluhan ini seringkali dapat muncul pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada malam hari, sehingga mengganggu waktu istirahat ibu hamil. Lalu apakah normal jika sering buang air kecil saat hamil?

Keluhan sering buang air kecil saat hamil sering terjadi pada ibu hamil, terutama saat kehamilan memasuki trimester ketiga. Keluhan tersebut seringkali disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.

Perubahan hormonal saat hamil menyebabkan tubuh ibu hamil memproduksi lebih banyak darah. Hal ini memungkinkan ginjal menyaring lebih banyak darah dan meningkatkan produksi urin. Peningkatan keluaran urin ini memungkinkan kandung kemih terisi lebih cepat dan mendorong ibu hamil untuk sering buang air kecil.

Selain itu, seiring dengan pertumbuhan janin dan bertambahnya usia kehamilan, rahim yang awalnya sebesar kepalan tangan akan semakin membesar seiring berjalannya waktu. Ukuran rahim yang semakin membesar akan memberikan tekanan pada kandung kemih sehingga menyebabkan ibu hamil merasa ingin sering buang air kecil.

Sering Buang Air Kecil yang Perlu Diwaspadai saat Hamil

Sering buang air kecil memang menjadi kondisi yang normal saat hamil. Meski begitu, terkadang kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada ibu hamil.

Peningkatan frekuensi buang air kecil bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih. Gejala lainnya termasuk rasa nyeri ketika buang air kecil, adanya darah dalam urine, dan tubuh mengalami demam.

Gangguan kesehatan ini memang umum terjadi pada ibu hamil, biasanya akan menghilang setelah bayi dilahirkan. Kondisi ini muncul karena terlalu banyak gula di dalam darah.

Meningkatnya keinginan untuk buang air kecil juga menjadi salah satu tanda ibu mengalami diabetes gestasional. Gejala lain yang bisa dirasakan adalah tubuh mudah lelah dan sering haus. Sayangnya, gejala ini juga menjadi ciri khas pada ibu hamil, sehingga sangat sulit membedakannya.

Jadi, pastikan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan rutin ke rumah sakit terdekat. Biasanya, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan medis untuk mengetahui adanya indikasi preeklampsia dan diabetes gestasional selama kehamilan.

Buat janji rumah sakit terdekat lebih mudah dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa download aplikasi Halodoc langsung melalui App Store maupun Play Store, gratis.

“Meningkatnya frekuensi buang air kecil menjadi hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Ini terjadi karena ukuran bayi yang bertambah besar sehingga menekan bagian kandung kemih ibu.”

Halodoc, Jakarta – Ada banyak perubahan yang terjadi ketika ibu menjalani masa kehamilan. Selain perubahan bentuk dan ukuran tubuh, ibu juga mengalami perubahan emosi dan suasana hati. Hal lain yang mungkin ibu alami adalah menjadi lebih sering buang air kecil.

Sebenarnya, sering buang air kecil menjadi tanda awal kehamilan yang memang dialami oleh sebagian besar bumil. Terkadang, hal ini akan berkurang memasuki pertengahan kehamilan, lalu muncul kembali dan menjadi lebih sering lagi frekuensinya di akhir kehamilan.